Dari Sekolah, Kami Dukung Bersama Asian Games 2018


 
Tepat tanggal 24 Agustus 1962, Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah gelaran pesta olahraga terakbar di benua Asia, Asian Games. Ini merupakan kali keempat even prestisius ini diadakan. Jakarta berhasil mengalahkan kota Karachi, Pakistan dalam pemungutan suara tuan rumah Asian Games 1962 dengan skor tipis 22-20. Merupakan suatu kehormatan dan kesempatan yang sangat berharga bagi bangsa kita untuk menjamu 1.460 atlet dari 17 negara. Sejarah terukir dimana cabang badminton untuk pertama kalinya dipertandingkan di ajang ini.

Perlu menunggu 56 tahun bagi republik ini untuk kembali dipercaya menjadi tuan rumah ajang empat tahunan ini. Tentu banyak sekali perbedaan saat penyelenggaraan tahun 1962 dan 2018, bisa dibilang era-nya sudah tidak sama. Jika kamu pikir Asian Games hanya berfokus pada bidang keolahragaan saja, kamu salah. Asian Games bisa dijadikan alat pembangunan karakter bangsa seperti yang disampaikan Bung Karno 56 tahun silam. Bagaimana bisa? Berikut pengalaman saya dalam mendukung Asian Games dari daerahku.

Sebagai seorang guru muda di salah satu sekolah dasar negeri di pelosok Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, momen Asian Games 2018 tentu tidak akan saya lewatkan begitu saja. Kaitannya dengan pendidikan di sekolah dasar, jangan sampai peserta didik hanya menonton pertandingan-pertandingan olahraga tanpa menangkap esensi dan nilai positif dari Asian Games itu sendiri. Di tahun pelajaran 2017/2018 lalu, saya mencoba menyisipkan semangat dan nilai positif Asian Games kepada peserta didik. Mereka juga bisa mendukung Asian Games dari daerah tempat tinggalnya melalui berbagai kegiatan positif di sekolah. Saya yakin setiap orang mempunyai caranya sendiri untuk mendukung kesuksesan Asian Games 2018, dan saya menempuhnya melalui jalur pendidikan di sekolah dasar.

Pemilihan dan pemilahan materi yang sesuai dan bisa diintegrasikan dengan tema Asian Games adalah langkah awal yang saya lakukan. Pelaksanaan “Minggu Asian Games 2018” berlangsung pada minggu ketiga bulan Mei 2018. Anak-anak belajar tujuh mata pelajaran dengan tema Asian Games. Jadi intinya, Asian Games diintegrasikan dengan materi pembelajaran atau bisa disebut pembelajaran bertema.
 
Hasil Karya Siswa dalam Mewarnai Logo Asian Games 2018
Pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, metode yang digunakan sangatlah sederhana, yaitu mewarnai logo Asian Games 2018. Contoh logo Asian Games ditempel di papan tulis kemudian siswa menduplikasinya pada pola yang telah disediakan. Setelah 15 menit, semua logo telah selesai diwarnai. Hasil karya ditempel di papan pajangan. Guru menjelaskan bahwa ini adalah logo Asian Games 2018 yang akan diselenggarakan di Jakarta dan Palembang tahun ini yang melambangkan energi dan kehebatan Indonesia.
 
Wayang Maskot Asian Games buatan siswa
Hari selanjutnya, pada mata pelajaran Bahasa Jawa, siswa dibimbing untuk membuat wayang namun bukan wayang biasa. Wayang ini adalah figur dari tiga maskot Asian Games 2018, Bhin bhin, Atung, dan Kaka. Well, biasanya maskot suatu acara hanya satu, tetapi ini spesial karena ada tiga hewan endemik Indonesia yang bakalan wara-wiri di televisi, papan billboard, brosur, maupun pamflet. Kelas dibagi menjadi tiga kelompok, kelompok Bhin bhin, kelompok Atung, dan kelompok Kaka. Kelompok Bhin bhin mendapat tugas memotong gambar seekor burung Cendrawasih yang nampak unik dengan rompi bermotif Asmat dari Papua. Memotong figur rusa Bawean adalah tugas kelompok Atung. Atung nampak menarik perhatian dengan senyumnya yang lebar mewakili keramahan masyarakat Indonesia serta motif sarung tumpal Jakarta yang bercorak unik. Sedangkan kelompok Kaka mendapat tugas membuat wayang dari gambar badak bercula satu yang nampak gagah dengan motif bunga khas Palembang. Ketiga pola yang telah dipotong kemudian diberi pegangan dari bekas pegangan kipas agar kuat saat dipegang dan dimainkan. Saya sampaikan bahwa ketiga wayang itu adalah maskot Asian Games 2018 yang melambangkan strategi, kecepatan, dan kekuatan. Sebagai generasi penerus bangsa, siswa diharapkan mampu untuk menerapkan ketiga skill ini pada kehidupan sehari-hari yang akan berguna kelak sampai akhir hayatnya.
 
Secara Berkelompok Siswa Mengerjakan Matematika
Matematika yang biasanya menakutkan, kini berubah menjadi pelajaran favorit siswa. Pada materi penyajian data, siswa mendapatkan pengalaman langsung dalam menyelesaikan soal-soal dengan model praktik. Menyadari bahwa level pemikiran siswa sekolah dasar masih abstrak, saya mencoba untuk menggunakan cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Asian Games sebagai media pembelajaran. Potongan-potongan kecil gambar pencak silat, panahan, dayung, dan badminton disiapkan sebagai media pembelajaran. Secara berkelompok, siswa menyelesaikan soal yang diberikan seperti berikut “Dalam pertandingan Asian Games 2018, jumlah tim pada lomba pencak silat 25 tim, panahan 30 tim, dayung 15 tim, dan badminton sebanyak 40 tim. Dari data di atas, sajikan dalam bentuk diagram gambar (satu gambar utuh mewakili 5 tim). Siswa menempel gambar pada lembar kerja yang telah dipersiapkan.
 
Poster dari indonesiabaik.id untuk pembelajaran IPS
Pembelajaran IPS mengenai benua Asia dihubungkan dengan sejarah penyelenggaraan Asian Games, pendiri, tuan rumah, bendera, serta mempelajari lokasi negara-negara Asia di peta khususnya peserta Asian Games 2018.
 
Pembelajaran IPA dan Penjaskes dengan Semangat Asian Games 2018
Materi IPA tentang sendi dan persendian diintegrasikan dengan mata pelajaran Penjaskes. Guru membimbing siswa untuk melakukan beberapa gerakan olahraga yang akan dipertandingkan dalam Asian Games 2018 dan menganalisis hubungannya dengan sendi dan persendian. Beberapa contoh gerakan yang telah dipraktikkan seperti smash pada cabang voli yang melibatkan sendi peluru pada bahu, lari yang melibatkan sendi engsel pada lutut, dan lain sebagainya. Selain menyehatkan, metode pembelajaran demonstrasi ini juga membantu siswa memahami secara lebih jelas tentang suatu cara kerja atau proses.

Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, siswa diberi tugas untuk mewawancarai orangtua mereka dengan 10 pertanyaan yang telah disiapkan guru yang meliputi penyelenggaraan Asian Games dan Asian Games 2018 khususnya. Selain mendekatkan hubungan antara siswa dan orangtua, metode ini juga diharapkan dapat menyulut animo warga dalam menyambut pesta olahraga Asia ini.

Hal-hal yang telah siswa lakukan mungkin tidaklah sebesar color run ataupun konser. Namun dengan hal-hal kecil yang telah mereka pelajari, siswa akan merasa ikut dilibatkan dalam hingar bingar penyelenggaraan Asian Games 2018, membangun rasa cinta kepada tanah airnya, belajar persatuan bangsa, dan menjadi manusia tegak dan kuat secara fisik dan mental sehingga nantinya menjadi manusia yang bermartabat dan berkarakter kuat. Kalau saya bisa, kamu juga bisa karena selalu ada cara untuk menunjukkan dukungan dengan caramu sendiri. Mari kita #dukungbersama Asian Games 2018 dari daerah, bangun karakter bangsa, dan tunjukkan kepada dunia kekuatan Indonesia yang sebenarnya.

Komentar

  1. Terima kasih telah berbagi pengalaman pak, ditunggu cerita lain seputar pendidikannya ya pak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inshaa Allah siap pak. Thanks for visiting ya

      Hapus
  2. Wah tulisan pak chandra sgt memotivasi. Smoga banyak orang yg tertular semangatnya👌

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah terimakasih ya. Tapi masih harus banyak belajar lagi

      Hapus
  3. Sibuknya yang jadi pembimbing anak2 😂

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mudah Menghafal Enzim Pencernaan Dalam 15 Menit

LK. 3.1 Penyusunan Hasil Best Practice Menggunakan Metode STAR