Jangan Meremehkan Kebaikan Sekecil Apapun

 
JANGAN MEREMEHKAN KEBAIKAN SEKECIL APAPUN
 
Mengapa harus berbuat jahat kalau bisa berbuat baik? Apa manfaat yang kita dapatkan dari berbuat jahat? Padahal banyak sekali kesempatan yang Allah Subhanahuwataala berikan kepada kita walaupun kebaikan itu terlihat kecil.
 
Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apapun, karena bisa jadi kebaikan itu merupakan sebab terbesar seseorang masuk ke dalam Surga dan kekal di dalamnya.
 
Tersenyum dan berwajah ceria kepada saudara sesama Muslim merupakan suatu kebaikan yang dapat mendatangkan pahala. Bahkan seperti pahala sedekah.
 
Maka dari itu jangan pernah meremehkan kebaikan sekecil apapun, walaupun dianggap remeh oleh orang lain.
 
Perhatikanlah hadis yang menjelaskan hal itu:
 
عَنْ اَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلِقٍ. مُسْلِمٌ
 
Dari Abu Dzar radhiallahu ‘anhu berkata, Nabi ﷺ bersabda:
 
لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلِقٍ
“Janganlah engkau meremehkan suatu kebaikan, walaupun sekedar bermuka manis ketika engkau bertemu dengan saudaramu.” [HR. Muslim]
 
Hadis ini menjelaskan, bahwa kita dilarang meremehkan suatu kebaikan sekecil apapun, walaupun sekedar bermuka manis ketika bertemu dengan saudara sesama Muslim.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah ketika menjelaskan penggalan hadits di atas mengatakan,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan pada Jabir bin Sulaim agar tidak meremehkan kebaikan sekecil apa pun. Setiap kebaikan hendaklah dilakukan baik itu ucapan maupun perbuatan. Kebaikan apa pun jangan diremehkan. Kebaikan itu adalah bagian dari berbuat ihsan. Allah mencintai orang-orang muhsin (yang berbuat baik).
Jika engkau menolong seseorang untuk menaikkan barang-barangnya ke kendaraannya, itu adalah suatu kebaikan. Jika engkau membantu dalam perkara yang ia butuh, maka itu termasuk kebaikan. Bila engkau memberi pena pada saudaramu agar ia bisa terbantu dalam menulis, maka itu adalah suatu kebaikan. Meski pula engkau hanya meminjamkan, maka itu adalah bagian dari kebaikan. Jadi jangan remehkan kebaikan sedikit pun, sungguh Allah menyukai orang yang berbuat baik.
Ada suatu kaedah yang bisa mengingatkan seseorang untuk terus berbuat baik pada orang lain, yaitu hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
وَمَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى حَاجَتِهِ
Siapa yang menolong saudaranya dalam kebutuhannya, maka Allah pun akan menolongnya dalam kebutuhannya” (HR. Bukhari no. 2442 dan Muslim no. 2580, dari Ibnu ‘Umar).
Cobalah renungkan bagaimana jika sampai Allah menolongmu? Apakah suatu urusan jadi sulit ketika Allah langsung yang menolong? Jawabnya tentu saja tidak. Hadits itu maksudnya, jika engkau menolong saudaramu, maka Allah juga akan menolongmu. Suatu urusan yang sulit akan jadi mudah tanpa ragu lagi. Jadi yakinlah bahwa jika engkau menolong saudaramu, maka Allah pasti akan menolongmu pula dalam urusanmu. Karenanya, perbanyaklah kebaikan dan bantulah terus orang lain.
Jangan remehkan satu kebaikan sedikit pun walau itu sepele. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan,
يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا ، وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ
Wahai para wanita muslimah! Janganlah salah seorang di antara kalian meremehkan pemberian tetangganya walau pemberiannya hanyalah kaki kambing.” (HR. Bukhari no. 2566 dan Muslim no. 1030, dari Abu Hurairah). Walau itu sesuatu yang sedikit jangan dianggap remeh.

Bentuk kebaikan yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan pada Jabir bin Sulaim adalah berbicara dengan saudaramu dalam keadaan wajah yang tersenyum. Seperti itu adalah bagian dari kebaikan. Jadi ketika bertemu saudara kita hendaklah dengan wajah yang tersenyum, bukan cemberut. Karena sikap seperti termasuk pula dalam memberikan kebahagiaan pada orang lain. Membuat orang lain bahagia adalah bagian dari kebaikan dan termasuk bentuk berbuat baik pada orang lain. Allah pun menyukai orang yang demikian.

Catatan, tidak setiap waktu kita mesti bermurah senyum pada orang lain. Kadang seseorang melakukan sesuatu yang tidak terpuji, maka saat itu tentu saja kita tidak berwajah senyum di hadapannya dalam rangka untuk mengingatkan kesalahannya. Tujuannya, agar orang tersebut lebih baik dan lebih beradab. Ingatlah, li kulli maqom maqool, setiap tempat punya penyikapan yang berbeda.” (Syarh Riyadhus Sholihin, 4: 294-295).
Repost from:
https://nasihatsahabat.com/jangan-meremehkan-kebaikan-sekecil-apapun/
https://rumaysho.com/7598-jangan-meremehkan-berbuat-baik.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mudah Menghafal Enzim Pencernaan Dalam 15 Menit

LK. 3.1 Penyusunan Hasil Best Practice Menggunakan Metode STAR

Dari Sekolah, Kami Dukung Bersama Asian Games 2018